Urgensi Takut Terjerumus ke dalam Kesyirikan

Bismillah walhamdulillah waba’du

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala” (QS. Ibrahim; 35)

Yang dimaksud ‘negeri’ dalam ayat di atas adalah tanah suci Mekah (lihat Tafsir Ibnu Jarir at-Thabari yang berjudul Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Aayil Qur’an [17/ 17] Tahqiq Ahmad Muhammad Syakir. Maktabah as-Syamilah)

Ibnu Jarir at-Thabari rahimahullah meriwayatkan dari Mujahid tentang tafsiran surat Ibrahim ayat 35 di atas bahwa beliau mengatakan, “…Allah mengabulkan doa beliau, yaitu dengan menjadikan negeri tersebut (Mekah) aman, mencurahkan rezeki kepada penduduknya dengan berbagai jenis buah-buahan, menjadikan beliau sebagai sosok imam/pemimpin teladan, menjadikan keturunanannya sebagai orang yang mendirikan sholat, dan Allah pun mengabulkan permintaannya…” (Jami’ al-Bayan [17/17] Tahqiq Ahmad Muhammad Syakir. Maktabah as-Syamilah)[1]

Al Imam Al Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah pun menorehkan ayat ini di dalam Bab Al Khauf minasy Syirk (merasa takut terjerumus dalam syirik) dalam Kitab Tauhid beliau. Inilah perkataan seorang pengibar bendera tauhid kelas satu, Ibrahim ‘alaihis salaam, “(Tuhanku) Jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari penyembahan arca-arca. Duhai Tuhanku, sesungguhnya mereka itu telah menyesatkan banyak manusia.” (QS. Ibrahim: 35-36). Lalu bagaimanakah rasa takut yang seharusnya menghinggapi hati orang yang kelasnya jauh di bawah Ibrahim? Sehingga salah seorang tokoh generasi tabi’in Ibrahim At Taimi rahimahullah mengatakan sesudah membaca ayat ini, “Lantas, siapakah orangnya yang merasa aman dari bencana (syirik) setelah Ibrahim?!!” (HR. Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim sebagaimana tercantum dalam Ad Durr Al Mantsur 5/46, dinukil dari At tamhiid, hal. 50).[2]

Mengapa harus takut terjerumus pada kesyirikan

1.      Akibat bahayanya

  • Dosa syirik tidak diampuni
    Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki.” (An-Nisa’: 48).

    Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53).

    Ayat yang pertama dan kedua tidaklah bertentangan. Ayat dalam surat an-nisa berlaku pada kondisi ketika tidak bertaubat sebelum matinya sementara ayat pada surat az-zumar, Allah akan mengampuni semua dosa hambanya ketika ia bertaubat sebelum matinya.

  • Menghapus amal shaleh
    Orang yang dalam hidupnya banyak melakukan amal sholeh seperti sholat, puasa, shodaqoh dan lainnya, namun apabila dalam hidupnya ia berbuat syirik akbar dan belum bertaubat sebelum matinya, maka seluruh amalnya akan terhapus. Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan jika seandainya mereka menyekutukan Alloh, maka sungguh akan hapuslah amal yang telah mereka kerjakan.” (Al- An’am: 88)
  • Haram masuk surga
    “Barangsiapa yang mensekutukan Alloh, pasti Alloh haramkan atasnya untuk masuk surga. Dan tempatnya adalah di neraka. Dan tidak ada bagi orang yang dhalim ini seorang penolongpun.” (Al-Ma’idah: 72).

2.      karena samarnya

3.      karena banyaknya manusia terjerumus padanya

4.      meneladani kekasih Allah, Nabi Ibrahim yang masih takut terjerumus pada kesyirikan

5.      kejahilan merata dan sedikitnya ilmu

Dari sisi mana kita bisa melihat begitu takutnya Nabi Ibrahim terjerumus kedalam kesyirikan

1.      dari tempat berdo’a

yakni beliau berdoa di Mekkah. Nabi Ibrahim tetap berdo’a di Mekkah agar tidak terjerumus dalam kesyirikan padahal ketika itu Mekkah tidak ada penduduknya

2.      dari redaksi doanya

beliau menggunakan kata “jauhkan” bukan “jangan jadikan”. Sehingga jangankan melakukannya, beliau mendekati syirik saja sudah takut.

3.      dari sisi jenis syirik yang ditakutkan

beliau berdoa agar diri dan ana cucunya dari menyembah berhala (asnam) yang merupakan bagian syirik yang jelas

Kalau Nabi Ibrahim alaihis salam saja merasa tidak aman dari syirik, lantas siapakah yang merasa lebih aman? TIDAK ADA kecuali orang yang jahil terhadap syirik. Maka barang siapa yang mengatakan kalau dalam perkara tauhid saya sudah paham. Maka itu adalah awal dari kehancurannya.d

wujud kongkrit dari rasa takut terjerumus pada kesyirikan

1.      Mempelajari tauhid secara terperinci

2.      Mempelajari syirik secara detail juga agar terjauh darinya, terhindar dari melakukan perbuatan syirik yang ia tidak ketahui

3.      bersegera bertaubat ketika berdosa

4.      hijroh ke tempat yang lebih baik buat agama kita

5.      banyak berdo’a [3]

Allahumma inni a’udzu bika an usyrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka lima la a’lam.

Walhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin.

Sumber:

[1] http://muslim.or.id/manhaj/akar-terorisme-di-tubuh-umat-bag-1.html

[2] http://muslim.or.id/aqidah/menggapai-ketentraman-hakiki-dengan-tauhid.html

[3] Catatan dari kajian ustadz abu isa – 7 Okt 10 – di batam

al faqir ilal Allah
ridho fitra

About admin

hamba Allah yang selalu mengharapkan ampunannya